Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa korupsi di sektor birokrasi, BUMN, dan BUMD merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi. Ancaman ini tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga mengancam keberlangsungan masa depan bangsa.
Dalam pidatonya, Prabowo mengungkap bahwa korupsi adalah salah satu masalah terbesar yang harus diungkap dan diselesaikan tanpa ditutup-tutupi.
papar Prabowo saat memberikan sambutan dalam Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
“Tidak ada pilihan lain, selain memimpin upaya pemberantasan korupsi,”
Di tahun 2025, pemerintah berhasil mengidentifikasi serta mengamankan potensi dana APBN yang berisiko tinggi dikorupsi sebesar Rp 300 triliun, yang sebagian besar berasal dari anggaran perjalanan dinas dan alat tulis kantor. “Dana Rp 300 triliun ini kami geser untuk hal-hal yang lebih produktif dan langsung bisa dirasakan rakyat banyak,”
ujar Prabowo.
Pada acara tersebut, Prabowo menyoroti kebocoran kekayaan negara ke luar negeri yang dikenal sebagai “net outflow of national wealth,” yang berpotensi membuat Indonesia menjadi negara gagal jika tidak segera dibendung. Pemerintah berkomitmen untuk menerapkan langkah-langkah strategis meski tidak populer untuk mengamankan kekayaan nasional.
Ia juga membicarakan distorsi ekonomi yang membuat banyak rakyat Indonesia belum sepenuhnya merasakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang terjadi selama tujuh tahun terakhir. Masih banyak yang kekurangan pangan, petani yang menghadapi kesulitan dalam menjual hasil panen, serta keterbatasan akses layanan kesehatan.
Meski dihadapkan pada berbagai masalah, Prabowo menyampaikan berita baik terkait pertumbuhan ekonomi 5,12% di Kuartal II 2025 dan kenaikan realisasi investasi Semester I 2025 sebesar Rp 942 triliun, meningkat 13,6% dibanding tahun sebelumnya. “Investasi ini telah menyerap 1,2 juta tenaga kerja. Demokrasi warisan nenek moyang kita adalah demokrasi yang sesuai dengan budaya kita. Budaya kekeluargaan, budaya gotong royong, budaya saling mengisi, budaya saling mendukung,”
sebutnya. (N-7)
—